Jakarta – Jaringan Dewan Pers Asia Tenggara atau Southeast Asian Press Councils Network (SEAPC-Net), Jumat 6 Agustus 2021 menggelar seminar internasional secara virtual serta merekomendasikan perlunya membangun suatu model kolaborasi antar media di negara-negara Asia Tenggara dalam menghadapi ekosistem digital.
“Seminar kali ini baru pada tahap mengeksplorasi dan mengidentifikasi model kolaborasi seperti apa yang bisa disepakati. Nanti ada pertemuan lanjutan dalam waktu dekat,” kata Sekjen SEAPC-Net Asep Setiawan saat membacakan rekomendasi seminar yang diikuti hampir seratus peserta dari beberapa negara Asia Tenggara itu.
Para pembicara pada seminar tersebut adalah Bambang Harymurti (Wartawan Senior Indonesia), Agus Sudibyo (Anggota Dewan Pers Indonesia), Kavi Chongkittavorn (Anggota Dewan Pers Thailand), dan Virgili da Silva Guterres (Ketua Dewan Pers Timor-Leste).
Pembicara lain adalah Tan Sri Johan Jaaffar (Wartawan Senior Malaysia), Joon-Nie Lau (salah satu pimpinan The World Association of News Publishers WAN IFRA Singapura), dan Sao Phal Niseiy (Pemimpin Redaksi Media Thmey Thmey Kamboja).
SEAPC-Net itu sendiri didirikan oleh empat negara Asia Tenggara yang sudah memiliki Dewan Pers, yaitu Indonesia, Thailand, Myammar, dan Timor Leste pada 4 Desember 2019, sedangkan negara-negara Asia Tenggara lainnya belum mempunyai atau baru akan membentuk Dewan Persnya masing-masing.
Adapun tujuan pembentukan lembaga tersebut adalah meningkatkan kerjasama antara anggota Dewan Pers atau organisasi serupa di Asia Tenggara serta mempromosikan kebebasan pers melalui pengaturan mandiri dan penghormatan terhadap Kode Etik Media di kawasan tersebut.
Masa bakti kepengurusan SEAPC-Net itu berlangsung selama dua tahun, dan pihak pertama yang memegang tampuk kepemimpinan adalah Indonesia, dalam hal ini yaitu Prof. Dr. Mohammad Nuh (Ketua Dewan Pers Indonesia) sebagai Ketua dan Asep Setiawan (Anggota Dewan Pers Indonesia) selaku Sekjen.
Sekjen SEAPC-Net Asep Setiawan pada seminar internasional secara virtual yang juga dihadiri Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Aat Surya Safaat itu lebih lanjut mengemukakan, seminar tersebut juga mendiskusikan berbagai tantangan ekosistem digital bagi media massa di Asia Tenggara.
Seminar yang bertema “Exploring Media Collaboration Amidst Southeast Asia’s Digital Ecosystem” (Menjajaki Kolaborasi Media di Tengah Ekosistem Digital Asia Tenggara) itu juga membahas bagaimana pers membangun solidaritas regional untuk memperkuat dukungan terhadap upaya memerangi pandemi Corona (COVID-19).
Pada kesempatan itu para pembicara menyampaikan terima kasih kepada semua unsur pers yang terus melakukan peliputan pandemi COVID-19, sehingga publik mendapatkan informasi yang diperlukan, khususnya dalam membangun kesadaran bersama mencegah penyebaran pandemi dan melawan berita bohong (fake news).
Seminar tersebut berlangsung dinamis. Banyak pertanyaan yang diajukan para peserta dari negara-negara Asia Tenggara dijawab silih berganti oleh para pembicara, sehingga tidak terasa acara berlangsung sampai tiga jam. Tiga pertanyaan tertulis dari peserta malahan tidak sempat dijawab para pembicara karena waktu yang terbatas. (*/red)